Senin, 10 Juni 2013

Aku Sayang Ibu...

            Matahari mulai meguning, meninggalkan siang yang akan berganti malam, masih terfikirkan olehku kisahnya, kisah seorang anak remaja yang baru saja ditemuinya, anak itu begitu polos dan manis, dia menceritakan padaku kisah hidupnya yang luarbiasa menurutku karna ketegarannya. Dan inilah kisahnya...
Aku adalah seorang anak yang dilahirkan dari sebuah keluarga yang sederhana, namun aku tak pernah merasa minder ataupun malu dengan keluargaku, aku merasa sangat bahagia hidup di tengah-tengah mereka, aku mempunyai seorang Ibu yang juga luar biasa. Aku hidup bersama dengan keluarga ibuku, ada kakek, nenek dan juga ada tante dan pamanku yang umurnya hanya berpaut 6 tahun dariku.
Semasa kecil aku tak pernah merasa kesepian karna aku merasa keluargaku sangat sempurna, tak pernah pula terbesit di kepalaku bahwa sebenarnya ada yang kurang dari tubuh keluarga kecilku itu. Sampai suatu ketika aku telah memasuki sekolah dasar dan disaat itu semua siswa-siswi di antar oleh ayah da ibunya ketika hendak masuk ke sekolah, namun aku hanya dengan ibuku. Namun aku tak pernah bertanya dimana ayahku karna aku tak pernah tahu apa fungsi dari seorang ayah dalam keluarga, yang aku tahu bahwa aku memiliki kakek yang sangat menyayangiku dan aku merasa aku tak butuh sosok ayah, sehingga aku tak pernah tahu atau mungkin lebih tak mau tahu siapa ayahku, dan dimana dia berada.
Waktu terus berlalu dan berganti sampai saatnya aku mengerti bahwa manusia yang lahir dibumi ini karena cinta antara ayah dan ibu, disaat itulah aku mulai bertanya-tanya dalam kepalaku, siapa ayahku? Bagaimana wajahnya dan dimana dia berada? Ah.. kenapa aku tak pernah sadar akan hal itu dari dulu, tapi mungkin dulu aku memang belum waktunya tahu sehingga semua orang merahasiakannya atau mungkin menutupinya karna tak ingin aku sedih dan merasa berbeda dari orang lain. Akhirnya ku beranikan diri bertanya pada ibuku, lalu beliau mulai bercerita...
Ayahmu adalah seorang yang baik, Ibu menikah dengannya karna ibu melihat kebaikan itu pada dirinya, dia seorang yang mengerti agama menurut ibu saat itu, tetapi setelah menikah banyak yang berubah dari dirinya sehingga ibu sudah tak tahan lagi dan akhirnya ibu memutuskan untuk bercerai. Ku beranikan diri untuk bertanya kenapa Ibu? Dan meneteslah air matanya, Ya Allah aku sudah membuat ibuku menangis, ibu yang membesarkanku dengan kerja kerasnya, ibu yang sudah sangat berjasa memperjuangkan hidupku, Akupun menangis karna tak tahan. Dan ibuku melanjutkan kisahnya bahwa ternyata ayahku adalah orang yang tak bertaggungjawab pada keluarga, dia suka mabuk-mabukan dan tak pernah dirumah, sampai akhirnya aku lahir, tak pernah diberikan nafkah yang memadahi sehingga ibuku memutuskan pulang kembali kerumah orang tuanya dan bercerai dari ayahku. Aku masih sesenggukan mendengar kisah ibuku, ternyata beliau begitu Tegar. Setelah saat itu aku tak pernah lagi menanyakan apapun tentang ayahku pada ibuku, karna aku takut menyakitinya.
            Setelah 10 tahun berlalu akhirnya ibuku memutuskan untuk menikah lagi dan ayah baruku juga sangat menyayangiku, sehingga aku selalu merasa tak butuh dengan ayah kandungku. Sampai suatu ketika lahirlah adik perempuanku yang lucu dan saat itu aku telah masuk di SMP di saat itu banyak hal yang berubah, semuanya bahkan berubah, mugkin lingkungan yang membuatku berubah, aku berteman dengan teman yang salah, teman-temanku adalah anak-anak brooken home, mereka keras kepala dan mungkin disinilah terbentuk pula sikapku yang keras kepala. Aku jadi sering keluar rumah dan tak pernah membantu ibu, prestasiku menurun dan sampai puncaknya ibuku marah besar padaku dan akupun pergi dari rumah, aku pergi dengan menangis kerumah nenek dan kakekku dan mengadukan perilaku ibuku bahwa ibu tak lagi menyayangiku. Aku menagis sejadinya dan akhirnya aku memutuskan untuk pindah kerumah nenek dan tak mau lagi pulang. Yah.. aku egois saat itu, aku tak pernah menilai kebaikan ibuku lagi yang melarangku, aku tak mau lagi mendengar semua itu. Aku benci ibu ! hanya itu yang ada dikepalaku saat itu.
            Sampai akhirnya ada kabar bahwa ayahku menelphonku lewat tetanggaku, maklum saat itu telphon masih sangat mahal dan sulit terjangkau di daerah pedesaan. Sehingga ibuku berinisiatif untuk menyerahkanku saja pada ayah kandungku, namun ah... lagi-lagi aku tak pernah sadar bahwa itu adalah bentuk kemarahan ibu padaku, dan aku malah menanggapinya dengan senang, aku tak tahu bahwa hati ibu teriris dengan sikapku, mungkin impianku untuk pergi dari tempat ini sangat besar, dan mungkin karna aku bosan dengan semua ini sehingga aku merasa senang dengan kabar bahwa ayah akan menjemputku.
            ketika waktu yang ditentukan tiba, ternyata ayahku tak datang, sepekan, sebulan yah bahkan tak ada kabar... aku sedih... bahkan sangat sedih dan tergoncang, impianku hangus terbakar dan air mataku sudah kering. Kekecewaanku begitu luar biasa saat itu, dan di saat itu ibu datang padaku, apakah kau sudah merasakannya nak ?. Begitulah  ayahmu, sebenarnya ibu tak inggin melepaskanmu apalagi rela menyerahkanmu padanya, tetapi kau menjauh dari Ibu, sehingga ibu inggin kau mengerti bahwa Ibu sangat menyayangimu. Sesaat kemudian aku kembali menangis dalam pelukan ibu dan kini aku tahu bahwa Ibuku adalah ibu yang luarbiasa. Aku menyayangimu ibu.... Maafkan aku yang selalu menyusahkanmu dan menyakiti hatimu... semoga  Allah senantiasa menyayangimu melebihi rasa sayangmu padaku... dan semoga Alah mengampuniku karna kesalahanku...
            Itulah kisahnya, bahkan aku meneteskan air mata saat mendengar kisahnya. Subhanallah, semoga Allah memberikan rahmat pada Semua Ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita.
Aamiiin.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar