Matahari mulai meguning,
meninggalkan siang yang akan berganti malam, masih terfikirkan olehku kisahnya,
kisah seorang anak remaja yang baru saja ditemuinya, anak itu begitu polos dan
manis, dia menceritakan padaku kisah hidupnya yang luarbiasa menurutku karna
ketegarannya. Dan inilah kisahnya...
Aku adalah seorang anak yang dilahirkan dari sebuah
keluarga yang sederhana, namun aku tak pernah merasa minder ataupun malu dengan
keluargaku, aku merasa sangat bahagia hidup di tengah-tengah mereka, aku
mempunyai seorang Ibu yang juga luar biasa. Aku hidup bersama dengan keluarga
ibuku, ada kakek, nenek dan juga ada tante dan pamanku yang umurnya hanya
berpaut 6 tahun dariku.
Semasa kecil aku tak pernah merasa kesepian karna aku
merasa keluargaku sangat sempurna, tak pernah pula terbesit di kepalaku bahwa
sebenarnya ada yang kurang dari tubuh keluarga kecilku itu. Sampai suatu ketika
aku telah memasuki sekolah dasar dan disaat itu semua siswa-siswi di antar oleh
ayah da ibunya ketika hendak masuk ke sekolah, namun aku hanya dengan ibuku. Namun
aku tak pernah bertanya dimana ayahku karna aku tak pernah tahu apa fungsi dari
seorang ayah dalam keluarga, yang aku tahu bahwa aku memiliki kakek yang sangat
menyayangiku dan aku merasa aku tak butuh sosok ayah, sehingga aku tak pernah
tahu atau mungkin lebih tak mau tahu siapa ayahku, dan dimana dia berada.
Waktu terus berlalu dan berganti sampai saatnya aku
mengerti bahwa manusia yang lahir dibumi ini karena cinta antara ayah dan ibu,
disaat itulah aku mulai bertanya-tanya dalam kepalaku, siapa ayahku? Bagaimana wajahnya
dan dimana dia berada? Ah.. kenapa aku tak pernah sadar akan hal itu dari dulu,
tapi mungkin dulu aku memang belum waktunya tahu sehingga semua orang
merahasiakannya atau mungkin menutupinya karna tak ingin aku sedih dan merasa
berbeda dari orang lain. Akhirnya ku beranikan diri bertanya pada ibuku, lalu
beliau mulai bercerita...
Ayahmu adalah seorang yang baik, Ibu menikah dengannya
karna ibu melihat kebaikan itu pada dirinya, dia seorang yang mengerti agama
menurut ibu saat itu, tetapi setelah menikah banyak yang berubah dari dirinya
sehingga ibu sudah tak tahan lagi dan akhirnya ibu memutuskan untuk bercerai. Ku
beranikan diri untuk bertanya kenapa Ibu? Dan meneteslah air matanya, Ya Allah
aku sudah membuat ibuku menangis, ibu yang membesarkanku dengan kerja kerasnya,
ibu yang sudah sangat berjasa memperjuangkan hidupku, Akupun menangis karna tak
tahan. Dan ibuku melanjutkan kisahnya bahwa ternyata ayahku adalah orang yang
tak bertaggungjawab pada keluarga, dia suka mabuk-mabukan dan tak pernah
dirumah, sampai akhirnya aku lahir, tak pernah diberikan nafkah yang memadahi
sehingga ibuku memutuskan pulang kembali kerumah orang tuanya dan bercerai dari
ayahku. Aku masih sesenggukan mendengar kisah ibuku, ternyata beliau begitu
Tegar. Setelah saat itu aku tak pernah lagi menanyakan apapun tentang ayahku
pada ibuku, karna aku takut menyakitinya.
Setelah 10 tahun berlalu akhirnya
ibuku memutuskan untuk menikah lagi dan ayah baruku juga sangat menyayangiku,
sehingga aku selalu merasa tak butuh dengan ayah kandungku. Sampai suatu ketika
lahirlah adik perempuanku yang lucu dan saat itu aku telah masuk di SMP di saat
itu banyak hal yang berubah, semuanya bahkan berubah, mugkin lingkungan yang
membuatku berubah, aku berteman dengan teman yang salah, teman-temanku adalah
anak-anak brooken home, mereka keras kepala dan mungkin disinilah terbentuk
pula sikapku yang keras kepala. Aku jadi sering keluar rumah dan tak pernah
membantu ibu, prestasiku menurun dan sampai puncaknya ibuku marah besar padaku
dan akupun pergi dari rumah, aku pergi dengan menangis kerumah nenek dan
kakekku dan mengadukan perilaku ibuku bahwa ibu tak lagi menyayangiku. Aku menagis
sejadinya dan akhirnya aku memutuskan untuk pindah kerumah nenek dan tak mau
lagi pulang. Yah.. aku egois saat itu, aku tak pernah menilai kebaikan ibuku
lagi yang melarangku, aku tak mau lagi mendengar semua itu. Aku benci ibu !
hanya itu yang ada dikepalaku saat itu.
Sampai akhirnya ada kabar bahwa
ayahku menelphonku lewat tetanggaku, maklum saat itu telphon masih sangat mahal
dan sulit terjangkau di daerah pedesaan. Sehingga ibuku berinisiatif untuk
menyerahkanku saja pada ayah kandungku, namun ah... lagi-lagi aku tak pernah
sadar bahwa itu adalah bentuk kemarahan ibu padaku, dan aku malah menanggapinya
dengan senang, aku tak tahu bahwa hati ibu teriris dengan sikapku, mungkin
impianku untuk pergi dari tempat ini sangat besar, dan mungkin karna aku bosan
dengan semua ini sehingga aku merasa senang dengan kabar bahwa ayah akan
menjemputku.
ketika waktu yang ditentukan tiba,
ternyata ayahku tak datang, sepekan, sebulan yah bahkan tak ada kabar... aku
sedih... bahkan sangat sedih dan tergoncang, impianku hangus terbakar dan air
mataku sudah kering. Kekecewaanku begitu luar biasa saat itu, dan di saat itu
ibu datang padaku, apakah kau sudah merasakannya nak ?. Begitulah ayahmu, sebenarnya ibu tak inggin melepaskanmu
apalagi rela menyerahkanmu padanya, tetapi kau menjauh dari Ibu, sehingga ibu
inggin kau mengerti bahwa Ibu sangat menyayangimu. Sesaat kemudian aku kembali
menangis dalam pelukan ibu dan kini aku tahu bahwa Ibuku adalah ibu yang
luarbiasa. Aku menyayangimu ibu.... Maafkan aku yang selalu menyusahkanmu dan
menyakiti hatimu... semoga Allah
senantiasa menyayangimu melebihi rasa sayangmu padaku... dan semoga Alah mengampuniku
karna kesalahanku...
Itulah kisahnya, bahkan aku
meneteskan air mata saat mendengar kisahnya. Subhanallah, semoga Allah memberikan
rahmat pada Semua Ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita.
Aamiiin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar