Senin, 10 Juni 2013

TIGA SENYAWA YANG DIANGKUT SECARA AKTIF DAN PASIF KE DALAM SEL


BAB I
PENDAHULUAN
Karena kandungan sel sepenuhnya dibungkus oleh membran plasmanya, maka semua komunikasi antar sel dengan medium ekstraseluler harus dimediasi oleh membran sel. Dalam hal ini, membrane plasma memiliki peran ganda. Di satu pihak harus mempertahankan material yang terlarut di dalam sel tidak mudah keluar ke lingkungan, di pihak lain harus memungkinkan pertukaran material yang dibutuhkan masuk atau keluar sel. Lapisan lemak ganda telah sangat ideal untuk mencegah kehilangan senyawa yang bermuatan dan bersifat polar dari sebuah sel, termasuk, ion-ion, gula dan asam amino. Tetapi sel bergantung pada pertukaran material melewati membrane plasmanya, sehingga beberapa provision harus dibuat untuk mengatur pergerakan nutrient, gas respiratori, hormone, produk buangan, dan komponen lainnya, masuk dan keluar sel. Ada dua cara utama pergerakan senyawa melewati membrane, yaitu: secara pasif dengan cara difusi atau secara aktif dengan proses transport yang membutuhkan-energi.
Beberapa proses pergerakan senyawa melewati membrane:
•   Difusi sederhana melewati lapis ganda lemak
•   Difusi sederhana melewati kanal protein yang bersifat aquous,
•   Difusi terfasilitasi
•   Transpor aktif
Transpor Membran bergantung pada:
•   Struktur Membran
•   Struktur dan karakteristik ion dan molekul
•   Perbedaan konsentrasi ion dan molekul
            Transpor aktif dan pasif diperantarai oleh protein carrier yang berikatan dengan sumber energi. Protein ini akan mengikat senyawa yang akan ditranspor dengan adanya perubahan pada konformasi protein. Protein carrier membantu molekul keluar masuk sel dengan mekanisme “ping-pong”. Transpor ini relatif lambat karena molekul yang masuk ditahan dulu dalam protein carrier yang memediasi difusi kemudian baru dikeluarkan ke dalam sel.


BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan membuat perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat dari dua proses yang berbeda yaitu difusi dan transpor aktif, yang dikenal sebagai gradien ion. Lebih lanjut, gradien ion tersebut membuat sel memiliki tegangan listrik seluler. Dalam keadaan istirahat, sitoplasma sel memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV lebih rendah daripada interstitium.
1.    Transport pasif  
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi, misalnya air secara osmosis dan O2 secara difusi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
Transpor pasif terdiri dari difusi pasif yaitu proses transport yang paling  sederhana, bergantung pada gradient konsentrasi, secara proporsional ditentukan oleh kelarutan dalam lipid dan koefisien difusion dan difusi  terfasilitasi yaitu bergantung pada gradient elektrokimia, menggunakan   transporter spesifik, saturable process (proses yang dapat terjenuhkan). Tahap-tahapnya meliputi, recognition, translokasi, release, recovery. Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
a.    Difusi
Proses ini merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran.
b.    Osmosis
osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang (isotonis).
c.    Difusi Terbantu
Proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terfasilitasi penting untuk mengangkut masuk dan keluarnya solute polar, misalnya gula dan asam amino, yang tidak dapat melewati lapis ganda lemak. Transporter glukosa adalah contoh difusi  terfasilitasi. Gradien yang mendukung difusi glukosa masuk ke dalam sel dipertahankan oleh posforilasi gula setelah gula masuk ke sitoplasma, sehingga menurunkan konsentrasi glukosa intraseluler.
2.    Transport aktif
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+dan Cl+. Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Transpor aktif primer secara langsung berkaitan dengan hidrolisis ATP yang akan menghasilkan energi untuk transpor ini. contoh transpor aktif primer adalah pompa ion Na+ dan ion K+. Konsentrasi ion K+ di dalam sel lebih besar dari pada di luar sel, sebaliknya konsentrasi ion Na+ diluar sel lebih besar daripada di dalam sel. Untuk mempertahankan kondisi tersebut, ion-ion Na+ dan K+ harus selalu dipompa melawan gradien konsentrasi dengan energi dari hasil hidrolisis ATP. Tiga ion Na+ dipompa keluar dan dua ion K+ dipompa ke dalam sel. Untuk hidrolis ATP diperlukan ATP-ase yang merupakan suatu protein transmembran yang berperan sebagai enzim.
2. Tranpor aktif sekunder merupakan transpor pengangkutan gabungan yaitu pengangkutan ion-ion bersama dengan pengangkutan molekul lain. Pada transpor aktif sekunder juga melibatkan protein pembawa dan membutuhkan energi dari hasil hidrolisis ATP.
Peristiwa transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu endositosis dan eksositosis.
a.    Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa pembentukan kantong membran sel. Endositosis terjadi karena ada transfer larutan atau partikel ke dalam sel. Peristiwa endositosis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Pinositosis
Pinositosis merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur dengan membentuk lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat terjadi bila konsentrasi protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain.
Fagositosis
Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada pinositosis tetapi terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih besar.
b.    Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Sekret terbungkus kantong membran yang selanjutnya melebar dan pecah. 


BAB III
KESIMPULAN
1.    Pergerakan sel melalui membran sel terjadi secara pasif dan aktif
2.    Senyawa yang diangkut secara pasif adalah air dan glukosa.
3.    Senyawa yang diangkut secara  aktif adalah channel protein, carrier protein dan ionofor.

SARAN
Sebaiknya literatur yang digunakan lebih diperbanyak lagi demi menambah wawasan dan pola pikir.


DAFTAR PUSTAKA
Corwin.J. Elizabeth. 2009.  Mekanisme Dasar Kesehatan dan Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC







Tidak ada komentar :

Posting Komentar